Kamis, 30 Agustus 2012
diandra
Ini untukmu Diandra, nama yang menjadi separuh ingatanku.
Mungkin cuma kemungkinan yang mampu aku persembahkan untuk kenyataan
yang masih merupakan masa depan, jika esok masih akan hadir.
Aku tak berani memastikan semuanya, bahkan sedetik setelahnya pun masih
menjadi rahasia bagiku, kau rahasiaku, rahasia yang masih menjadi
rahasia.
Bukan angin yang menerbangkanku, bukan pula sayap yang mengepakkan diri
untukku, tapi gravitasi menolakku, dia mengabaikanku, bahkan dia rela
membangkang, menyalahi hukum kekealannya.
Kematian itu hidup, Diandra, dia ada, dan dia berada, dia mampu
membunuh, dan dia pasti, tak seperti diriku padamu yang hanya sebatas
kemungkinan. Maka, bila kematian itu mdnjadi cita-cita, janganlah
khawatir tak akan meraihnya.
Ini untukmu, Diandra, wajah yang masih samar namun sudah sangat lazim
dalam sketsa penglihatanku. Deretan bilangan desimal menempatkanmu di
urutan tak teridentifikasi, meski aku mampu menghitung dan menulisnya.
Kau masih absurd, namun nyata dalam keabsurdannya.
Ini untukmu, Diandra, pesan yang selalu hanya tersimpan dalam kotak outboxku, entah ke alamat mana tujuan sebenarnya.
Ini dirimu, Diandra, sosok sesederhana kalimat itu tertuliskan dalam catatan-catatan saku yang usang.
Ini sejarah, Diandra, di mana kematian tak mampu membunuhnya, dan itulah tempatmu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar