Di suatu sore disebuah rumah
makan yang terletak dipusat kota Jakarta, terlihat Riska sedang duduk
menyantap makanannya. Tanpa disadarinya terlihat juga sepasang mata
memperhatikannya dari sebuah kursi yang tak jauh dari tempat duduknya.
‘’iya, boleh aku duduk disitu?’’ jawab Reza.
‘’kenapa tidak…’’ sahut Riska.
Mereka pun mengobrol dan
terciptalah keakraban diantara mereka,padahal selama 2 tahun ini mereka
satu sekolahan,tapi mereka jarang sekali bertegur sapa, dan entah kenapa
hari itu Reza dan Riska terlihat akrab.
‘’besok weekend ya.. kamu ada planing kemana?” Tanya Reza.
“gak ada rencana sih mau kemana. Ya paling jalan sama teman-teman” jawab Riska
Obrolan itu terhenti saat reza
menerima telepon, dan dia pamit untuk pulang lebih dulu karena mendapat
panggilan untuk menjemput adiknya. Selepas Reza pergi tinggallah Riska
duduk sendiri lagi.
“ bosen ah, mendingan aku online dech.”gumam Riska sambil membuka akun facebooknya.
Riska meng-update status yang bertuliskan lirik sebuah lagu yang baru saja didengarnya.
“bodohnya diriku selalu menunggumu yang tak pernah untuk bisa mencintai aku.”
Beberapa saat setelah menulis status itu,mampir sebuah pemberitahuan bahwa Sisil, sahabat dekat Riska mengomentari statusnya.
“siapa sih ka? Kayaknya lagi mendam rasa ‘ma seseorang ya,, cerita dong..”
Rischa memang tidak pernah
menceritakan kepada siapapun bahwa selama ini dia sedang menyimpan rasa
pada seseorang. Hanya diari mungilnya yang menjadi saksi bisu gundah
gulana hatinya. Dia berusaha mengelak dari pertanyaan Sisil.
“gak kok,itu cuma lirik lagu aja…” jawab Riska.
Memang sudah lama Riska
memperhatikan Vino,teman satu sekolahannya, namun tak ada keberanian
untuk mengatakannya. Mereka hanya bisa mengobrol seperti teman biasa,
dan Riska risih jika harus berhadapan dengan Vino,karena dia harus
menutupi rasa gugupnya.
***
“hai Vin,,ujan-ujan gini mau pulang?” Tanya Riska saat bertemu Vino di parkiran sekolah.
“nunggu ujan sih lama, ujan kayak gini biasanya awet loh..” sahut Vino ramah.
“oh,ya udah..hati-hati ya,,,” pesan Riska.
Senyum mengembang di bibirnya
karena baru saja berpapasan dengan pujaan hati tercinta. Sesampainya
dirumah,Riska masih saja teringat wajah Vino tadi,tiba-tiba dering
handphone membuyarkan lamunannya. Satu pesan dari Rian, teman satu
sekolahannya.
“hai Ka..lag ngapain? udah makan belum?” begitulah isi sms tersebut.
“ngapain lagi Rian nhi sms,,gak kapok-kapok juga apa.” Batin Riska kesal.
Begitulah Rian, selalu membuat
Riska risih dengan sikapnya. Selalu sms gak jelas,gak penting pula.
Kalau mereka ketemu, pati selalu saja ada kejahilan yang dibuat Rian
kepada Riska. Riska sering dibuat kesal dengan sikap Rian terhadapnya
yang dia sendiri tidak tahu apa maksud dan tujuan dari Rian bersikap
seperti itu.
“mending aku mikirin Vino. Andai saja Vino yang sms. Aminnnnn,,”gumam riska.
Lagi-lagi Riska meng-update status facebok-nya yang bernada sedih.
“oh mungkin aku bermimpi menginginkan dirimu….” Begitulah lirik lagu yang menjadi status facebooknya.
“aduh..ngapain sih mikirin Vino
lagi,gak bisa berhenti bentar aja kenapa. Kalau bisa jangan berharap
lebih deh sama dia,,lupain aja perasaan ini. Lagian dia juga gak bakalan
tau perassan aku kalau aku gak ngasih tau ke dia,kalau aku cuma diem
aja. Lagian ternyata susah juga nyimpan rasa ini sendirian.” Batin Riska
berbicara sendiri.
Besoknya dia memutuskan untuk menceritakan tentang perasaan gundah gulananya selama ini dengan Deva, sahabatnya.
“udahlah Ka,ngapain sih ngarepin yang gak pasti. Toh, dia kan juga gak tau. Angggap aja kamu itu cuma mengagumi.” Saran Deva.
“ya niatnya sih emang mau
ngelupain dia, tapi kan kita satu sekolah. Tiap hari ketemu, gimana
caranya ngelupain? Mana tiap ketemu dia,aku jadi lupa sama niatku buat
ngelupain dia.”
“waduh,,kenapa jadi aku yang
bingung ya? Gini aja, kamu jangan maksain buat ngelupain dia, jalanin
aja dulu..siapa tahu lama-lama dia bakalan nangkap sinyal-sinyal kamu
dan bakalan tahu perasaan kamu ke dia. Kamu berdo’a aja.”
“eh tapi Va, gue juga ngerasa
sinyal-sinyal dari dia. Kadang nih ya,aku sering ngeliatin dia.. eh
kadang aku sering ketemu mata sama dia.’
“jangan-jangan tanpa kamu tahu,dia juga sering ngeliatin kamu.”
“hmm…..semoga aja, jadi aku gak galau lagi, ya gak?”
‘amiinn..aku do’ain aja deh.”
***
Pagi yang cerah membuka semangat
baru bagi Riska untuk memulai aktivitasnya di sekolah. Lagi-lagi Riska
bertemu Rian di koridor sekolah dan Rian lagi-lagi mencoba menggodanya.
Dengan sengaja dia menarik tangan Riska hingga Riska tersungkur ke tubuh
Rian.
“ih.kamu gak bisa diem apa. Sehari aja gak jahil bisa gak?’ serang Riska garang.
Rian pun hanya membalas dengan senyuman. Dan itu membuat Riska bertambah kesal.
“aduh Va, Rian tuh gak bisa
berheti gangguin orang. Tiap malem aja pasti ada sms dari dia,yang
isinya tuh gak penting banget.” Cerita Riska kepada Deva.
“wah jangan-jangan dia naksir kamu ka” goda Deva.
“ waduh..aku mohon dengan sangat,,jangan sampai itu terjadi. Aku kan pengennya deketin Vino.kenapa jadi temennya yang kecantol.”
Deva hanya tertawa melihat wajah sahabatnya itu yang sedang gusar.
***
Malam ini Riska merenung sambil
mendengarkan lagu favoritnya. Sementara matanya tak beralih dari langit
yang berhiaskan bintang berkilauan. Sesekali matanya memandang foto Vino
yang kemarin dia curi dari handphone temannya.
“Vin,kapan kamu bisa ngerti
perasaan aku,kapan kamu bisa tau? Aku capek mendam rasa ini sendirian
Vin.kapan kamu tahu,aku disini nunggu kamu Vin.” Gumam riska.
Untuk menghibur dirinya,dia
membuka akun facebook-nya dan ada satu pesan yang ternyata dari Reza dan
isinya cukup mengagetkan Riska.
“ ka..i love you.” Riska membaca pesan itu berulang kali.
Besoknya Riska langsung menceritakan itu kepada Deva.
“waduh ka,jangan-jangan Reza……” Deva menggantungkan kalimatnya.
“jangan-jangan apa Va..” Tanya Riska.
“ Ya…jangan dong Va, kemarin
Rian,sekarang Reza, coba aja Vino,pasti aku tanggapin dengan senang
hati.” Riska mengerti maksud kalimat Deva setelah sesaat berfikir.
“ ya udah deh..aku tahu cintanya Cuma buat Vino seorang, yang lain bisanya ngarep aja deh.” Kata Deva sambil tersenyum.
***
Rasa suka yang dialami Riska
terus hadir walaupun dia telah mencoba untuk mengabaikan rasa itu.
Tiba-tiba datang Deva mengusik ketenangannya yang sedang merenung.
“ hey, Riska Vino.” Kaget Deva.
“ apaan sih, Riska aja, bukan Riska Vino.”
“bentar lagi juga bakalan jadi Riska Vino” goda Deva.
“Amiinn Ya Allah…..” harap riska.
“eh, kamu tahu gak,aku denger kemarin Vino jalan sama adek kelas kita, si Yessi itu lho.”adu Deva.
“ya terserah dia lah. Aku juga gak akan terlalu berharap banyak sama dia.” Sahut Riska sedikit kecewa.
“loh,tadi baru bilang aminn, sekarang udah gitu lagi.” Goda Deva lagi.
***
Entah kenapa rasa itu perlahan
hilang, namun tetap saja sisa-sisa cinta itu masih tertinggal dihati
Riska. Suatu saat ketika dia sedang duduk bersama temannya, terlihat
Vino dan Rico,teman sekelas Riska sedang ngobrol dan kelihatannya
percakapannya serius. Rico pun meninggalkan Vino dan duduk di bangku
dekat Riska sambil menggerutu.
“tuh anak bikin kesel aja. Apa sih maunya.” Geram rico.
Riska hanya bisa heran melihat
sikap Rico. Tiba-tiba datang lagi Vino menuju kearah Rico. Riska mulai
melihat sinyal-sinyal negatif dari wajah Vino.
“wah,dari tampangnya,kayaknya bakal ada perang nih. Gawat, aku harus cegah.” Gumam Riska.
Saat Vino lewat didepannya.
“Vino..jangan,kalian apa-apaan sih.” Cegat Riska.
“aku juga gak tau ka,kayaknya
aku gak ngerasa punya salah sama dia,tapi dia ngajak ribut kayaknya.”
Jelas Vino berhenti sebentar,lalu meneruskan jalannya ke arah Rico.
Riska hanya bisa melihat mereka dari tempat duduknya.
“loe gak ngehargain cewek Vin,loe gak ngerti perasaan mereka.” Sergah Rico tiba-tiba.
“maksud loe apa?kok ngebahas cewek?”Tanya Vino tak mengerti.
“loe tahu,selama ini diam-diam ada seseorang yang ngarepin loe,nunggu loe. Loe gak tau kan?”
“siapa?”
“loe pikirin aja sendiri.kira-kira siapa orang itu.”
Vino hanya bisa heran dan tampak bingung mendengar perkataan Rico. Dia bertanya-tanya dalam hati,siapa yang dimaksud Rico tadi.
***
Riska tiduran dikamarnya sambil mendengar mp3 di handphonenya.
“ Tuhan,kenapa sat aku mencintai
seseorang. Dia tidak bisa membaca apa yang kurasakan. Namun disaat ada
seseorang yang membuka hatinya untukku,aku malah tidak bisa merasakan
cintanya. Kenapa aku gak bisa dicintai oleh orang yang juga aku cintai.”
Gumam Riska.
Dering handphone membuyarkan lamunannya.
“apa mungkin aku hanya bisa berharap tanpa bisa memilikinya.” Riska membaca sms yang ternyata datang dari Rico.
“maksudnya?” Riska bertanya-tanya sendiri.
Otak Riska mulai berimajinasi. Selama ini sikap Rico memang baik dengannya dan mereka cukup akrab.
“ah,tapi gak mungkin. Sikap dia kan cuma sebatas teman aja,gak lebih kok.” Riska menepis pikiran itu.
***
Sementara itu, Vino masih kepikiran dengan ucapan Rico. Dia masih mencari-cari siapa yang diam-diam menunggunya selama ini.
“udah tahu orangnya?” Tanya Rico saat mereka berpapasan di kantin sekolah.
“belum.siapa sih” Tanya Vino.
“yakin mau tahu” Tanya Rico lagi.
“cepetan lah Co,gue penasaran nih.”
“Adelia Priska.alias Riska.”
“gak mungkin Co. loe tau darimana?” Tanya Vino,tidak yakin dengan ucapan Rico.
“gue denger dari mulut dia
sendiri saat dia sedang curhat dengan Deva dikelas. Gue gak sengaja
denger.sekarang loe tahu kan,dan gue harap loe bisa dewasa nentuin
sikap.jangan biarkan dia nunggu loe terus dengan harapan-harapan kosong
yang bakal nyakitin dia.” Jelas rico.
“maksudnya?” Vino bertambah bingung.
Pertanyaan itu diabaikan
Rico,dan dia berlalu pergi meninggalkan Vino. Akhirnya Vino memutuskan
untuk menanyakan sendiri dengan Riska.
“ ka, bener apa yang dibilang Rico kalau selama ini loe diam-diam merhatiin gue?”
Riska pun kaget membaca isi sms yang datang dari Vino tersebut. Dia pun bingung harus menjawab apa, lalu diabaikannya sms Vino.
Besoknya di sekolah, kebetulan Riska berpapasan dengan Vino dan Vino langsung memanfaatkan kesempatan itu.
“ Ka, kenapa semalem kamu gak jawab pertanyaan aku? Bener apa yang dibilang Rico?” sergah Vino.
Tak sengaja Rico lewat dan Vino langsung mencegat Rico.
“ co, jelasin apa yang loe bilang sama gue kemaren?”
“loe tahu darimna Co?” Tanya Riska.
“gue gak sengaja denger curhat loe sama Deva waktu itu.”
“trus kenapa loe bilang semuanya sama Vino.” Tanya Riska lagi,dan Rico pun terdiam.
“ jawab co, kenapa?”
“sampai kapan loe mampu mendam
rasa ini sendirian ka. Gue gak mau liat loe sedih karena cinta loe gak
pernah dibalas. Bahkan Vino mungkin gak akan tahu kalau gue gak bilang
langsung sama dia...” Jelas Rico
“tapi Rico…”
“ gue Cuma mau liat loe seneng Ka.” Potong Rico.
Riska terdiam dan dia menatap Rico.
“maksud loe?” Tanya Riska lagi sambil menatap Rico.
“loe ingat sms gue dulu ke loe.
Itu isi hati gue Ka.” Riska teringat sms Rico waktu itu, dan dia menarik
nafas perlahan sambil menundukkan kepala.
”karena gue ingin loe bahagia,jadi gue bilang semuanya sama Vino Ka.’ Lanjut Rico lagi.
“Rico…terus gimana…”
“gue gak apa-apa Ka. Asal loe bahagia.” Rico memotong kalimat Riska.
Riska diam dan mengalihkan pandangannya ke arah Vino.
“ Vin.itu semua benar. Tapi itu
dulu,dan sekarang gue udah gak ngarepin balasan dari loe lagi. Lagian
gue juga gak mau maksa loe buat nerima gue. Karena gue tahu, loe gak
akan bisa mencintai gue seperti gue dulu ke loe.” Jelas Riska.
“maksud loe Ka?” Tanya Rico dan Vino serempak.
“ya,gue udah ngubur perasaan itu
dalam-dalam. Dan sekarang gue gak lagi ngarepin Vino kok, loe tenang
aja Vin. Gue gak akan maksa loe buat suka sama gue lagi.”lanjut Riska.
“sekarang ada orang yang benar-benar sayang sama loe. Apa harapan itu ada untuk dia?” Tanya Vino sambil menunjuk rico.
“jujur gue juga sayang loe
Co.sikap loe,kebaikan loe. Itu yang bikin gue juga sayang loe. Tapi gue
gak bisa nerusin rasa itu karena gue gak mau persahabatan kita rusak
gara-gara itu. Karena loe udah jadi teman aja loe udah bikin gue bahagia
kok punya teman kayak loe.” Jelas Riska.
“loe bener ka.persahabatan kita lebih penting.” Jawab Rico.
“lagian,loe masih bisa kok sayang sama Riska sebagai adik.’ Sambung Vino.
“iya dong, gue kan juga sayang
sama Rico. Tapi Cuma sebagai sahabat. Loe gak perlu berubah kok sama
gue,sikap loe,kebaikan loe. Contohnya sekarag aja.mumpung masih dikantin
nih,boleh dong ya mesen satu mangkok aja.laper ni habis klarifikasi
tadi.”canda Riska.
“yeee ujungnya gak enak tuh.” Balas Vino.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar